PALOPO | CELEBESTIME.COM – Sebuah organisasi bernama Garis Merah (GM) Luwu Raya menyerukan aksi unjuk rasa terhadap sebuah usaha biliard di Kota Palopo, namun aksi yang direncanakan tersebut tak jadi terlaksana meski tuntutan sudah diumumkan.
Belakangan muncul dugaan bahwa seruan aksi ini hanyalah dalih untuk meminta imbalan sebesar Rp12 juta kepada pemilik usaha agar demonstrasi tidak digelar.
Dugaan pemerasan berkedok demonstrasi ini pun memicu reaksi keras dari pihak Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM) Luwu Raya.
Jenderal Komando Wilayah GAM Luwu Raya, Wawan Kurniawan menyatakan kekecewaan dan kemarahan atas tindakan tersebut. Mereka menegaskan bahwa aksi itu bukanlah inisiatif dari organisasi nya, melainkan kelompok lain yang menggunakan nama GM Luwu Raya.
Meski nama kedua organisasi ini mirip, GAM Luwu Raya merasa perlu meluruskan bahwa mereka tidak ada hubungannya dengan kegiatan yang diwarnai dugaan pemerasan itu.
“Fenomena tersebut merupakan penghianatan terhadap prinsip idealisme yang dimiliki oleh kaum cendikiawan atau mahasiswa dan tentunya perbuatan tersebut sangat mencoreng gerakan moral mahasiswa terkhususnya di Kota Palopo,” ungkap Wawan, Sabtu 26 Oktober 2024.
Lebih lanjut Wawan menegaskan bahwa gerakan mahasiswa sejatinya lahir untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat dengan niat yang tulus, bukan untuk mencari keuntungan pribadi.
Ia khawatir tindakan seperti ini dapat merusak citra mahasiswa di mata publik dan mengikis kepercayaan masyarakat terhadap gerakan mahasiswa.
“Sebelumnya kami secara kelembagaan menyampaikan kepada publik bahwa gerakan terebut bukan bukan iniasi dari GAM LUWU RAYA melainkan GM LUWU RAYA, secara kenamaan hampir sama namun sehingga hal tersebut perlu kami luruskan dan tekankan bahwa itu bukan dari GERAKAN AKTIVIS MAHASISWA (GAM LUWU RAYA) melainkan oknum aktivisme yang bersikap vokal namun tak punya arah yang di luar dari anggota atau kader GERAKAN AKTIVIS MAHASISWA” ungkapnya.
Sebagai penutup, Jenderal Komando Wilayah GAM Luwu Raya itu mengimbau para mahasiswa untuk tetap teguh pada idealisme mereka serta tidak melenceng dari garis koridor perjuangan atas nama rakyat.
“Ingat kata bapak Republik Indonesia (Tan Malaka) “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda”. Jadi, jangan lagi kau memperjual belikan idealisme itu layaknya barang murahan mari kembali ke jalan yang lurus yang penuh niat suci itu,” pungkasnya.
Release. :GAM Luwu Raya