LUWU TIMUR | CELEBESTIME.COM – WALHI Sulsel menggelar aksi damai bersama Green Youth Movement di Car Free Day Boulevard, Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu 21 April 2024.
Aksi damai tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama kalangan generasi muda akan pentingnya menjaga lingkungan hidup dan melestarikan alam.
Kepala Departemen Eksternal WALHI Sulsel, Rahmat Kottir, mengatakan saat ini krisis iklim terjadi karena dipicu oleh aktivitas pertambangan sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan yang sangat parah.
“Di Sulawesi Selatan sendiri, ekspansi pertambangan nikel mengancam ekosistem hutan hujan yang kaya akan biodiversitas. Dampaknya mencakup kerusakan habitat, kehilangan keanekaragaman hayati, serta berdampak negatif terhadap masyarakat lokal yang bergantung pada hutan untuk mata pencaharian dan kehidupan mereka”, ujarnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Perlindungan Ekosistem Esensial WALHI Sulsel, Zulfaningsih, menyoroti program hilirisasi yang sering digaungkan oleh pemerintah.
Menurutnya, ambisi pemerintah dalam hilirisasi nikel di Indonesia jelas tidak mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan yang sehat untuk generasi yang akan datang.
“Terlihat dalam praktiknya, hilirisasi justru menambah ancaman terhadap lingkungan karena bertambahnya konsesi tambang nikel dan masifnya pembangunan smelter yang menimbulkan berbagai macam persoalan, seperti kerusakan lingkungan, konflik sosial, dan menambah angka kemiskinan di Sulawesi,” katanya.
Zulfaningsih menegaskan bahwa WALHI Sulsel bersama Green Youth Movement menolak rencana ekspansi tambang nikel PT Vale Indonesia yang ada di Blok Tanamalia, Kabupaten Luwu Timur.
Meskipun Sulawesi dianggap sebagai modal dunia dalam membangun sistem energi rendah karbon, namun penolakan tersebut tetap dilontarkan oleh Zulfaningsih.
“Pembangunan tersebut mengancam hutan hujan Sulawesi, yang menjadi sasaran empuk bagi ekspansi pertambangan nikel. Konsesi pertambangan nikel yang semakin banyak diterbitkan oleh pemerintah menempatkan hutan hujan Sulawesi dalam ancaman serius”, pungkasnya.